Selasa, 20 Mei 2014


Pelaksanaan Kartini di SMKN 1 KEDAWUNG

Pelaksanaan kartini di SMK NEGERI 1 KEDAWUNG sangat meriah yang diawali dengan pelaksanaan upacara bendera kemudian di laksanakan lomba-lomba yang pesertanya melibatkan siswa siswi SMKN 1 KEDAWUNG, selain lomba SMKN 1 KEDAWUNG juga melaksanakan bazar yang panitianya siswa siswi kelas 10-11 jurusan pemasaran.

Pelaksanaan upacara bendera






Tahukah anda tentang bazar ?

Bazar adalah pameran penjualan makanan, barang-barang kerajinan tangan dan sebagainya yang bertujuan untuk amal.

Bazar Smkn 1 Kedawung
 

 Pada hari itu juga siswa siswi SMKN 1KEDAWUNG saat melakukan transaksi jual beli diharuskan menggunakan kupon yang disediakan oleh panitia bazar.
Adapun lomba yang di adakan yakni :

Kupon bazar
1.     Feshion show
2.     Fokal group

3.     Merias nasi kuning
4.     Merias wajah
5.     Joged

Selasa, 13 Mei 2014


Hari Pendidikan Nasional

     Sejarah Hari Pendidikan Nasional 2 Mei. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya, itulah slogan yang sering kita dengar di republik tercinta ini. Pahlawan merupakan sosok yang sangat berarti bagi perkembangan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebut saja pahlawan kemerdekaan yang telah berjuang dengan darah, air mata, jiwa, raga serta nyawa hingga kita bisa menghirup udara kemerdekaan seperti sekarang ini. Tanpa jasa mereka yang telah berjuang merebut serta mempertahankan kemerdekaan entah seperti apa negara kita saat ini.
Pahlawan tidak selalu identik dengan mengangkat senjata dan berperang meski sebagian besar penafsiran menyatakan bahwa pahlawan adalah orang yang berjasa membela negara melalui medan perang. Namun sesungguhnya siapa saja yang telah berjasa membawa bangsa ini menuju kemajuan baik dibidang sosial, budaya, teknologi, kesehatan, pendidikan dan lain-lain yang kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia maka patut kiranya kita beri julukan sebagai pahlawan.

Pahlawan yang sangat berperan dalam Hari Pendidikan Nasional yaitu Ki Hajar Dewantara 

Nama Lengkap : Ki Hajar Dewantara
Alias                 : Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
Agama              : Islam
Tempat Lahir    : Yogyakarta
Tanggal Lahir   : Kamis, 2 Mei 1889
Zodiac              : Taurus
Warga Negara  : Indonesia
Istri                  : Nyi Sutartinah

     Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ki Hajar Dewantara dibesarkan di lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya.
     Hal ini dimaksudkan supaya Ki Hadjar Dewantara dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya. Ki Hadjar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) dan kemudian melanjutkan sekolahnya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) tapi lantaran sakit, sekolahnya tersebut tidak bisa dia selesaikan.
Ki Hadjar Dewantara kemudian bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada masanya, Ki Hadjar Dewantara dikenal penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.
     Selain bekerja sebagai seorang wartawan muda, Ki Hadjar Dewantara juga aktif dalam berbagai organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, Ki Hadjar Dewantara aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo yang nantinya akan dikenal sebagai Tiga Serangkai, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka.
     Mereka berusaha mendaftarkan organisasi ini untuk memperoleh status badan hukum pada pemerintah kolonial Belanda. Tetapi pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menolak pendaftaran itu pada tanggal 11 Maret 1913 karena organisasi ini dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalism dan kesatuan rakyat untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.
Semangatnya tidak berhenti sampai sini. Pada bulan November 1913, Ki Hadjar Dewantara membentuk Komite Bumipoetra yang bertujuan untuk melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda. Salah satunya adalah dengan menerbitkan tulisan berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga) di mana kedua tulisan tersebut menjadi tulisan terkenal hingga saat ini. Tulisan Seandainya Aku Seorang Belanda dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker.
     Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukuman pengasingan terhadap Ki Hadjar Dewantara. Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo yang merasa rekan seperjuangan diperlakukan tidak adil menerbitkan tulisan yang bernada membela Ki Hadjar Dewantara. Mengetahui hal ini, Belanda pun memutuskan untuk menjatuhi hukuman pengasingan bagi keduanya. Douwes Dekker dibuang di Kupang sedangkan Cipto Mangoenkoesoemo dibuang ke pulau Banda.
      Namun mereka menghendaki dibuang ke Negeri Belanda karena di sana mereka bisa mempelajari banyak hal dari pada di daerah terpencil. Akhirnya mereka diizinkan ke Negeri Belanda sejak Agustus 1913 sebagai bagian dari pelaksanaan hukuman. Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran, sehingga Ki Hadjar Dewantara berhasil memperoleh Europeesche Akte. Pada tahun 1918, Ki Hadjar Dewantara kembali ke tanah air.
     Di tanah air Ki Hadjar Dewantara semakin mencurahkan perhatian di bidang pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan. Bersama rekan-rekan seperjuangannya, dia pun mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional yang diberi nama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa) pada 3 Juli 1922. Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Pemerintah kolonial Belanda berupaya merintanginya dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932.
     Tetapi dengan kegigihan memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi itu kemudian dicabut. Selama mencurahkan perhatian dalam dunia pendidikan di Taman Siswa, Ki Hadjar Dewantara juga tetap rajin menulis. Namun tema tulisannya beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Melalui tulisan-tulisan itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Kegiatan menulisnya ini terus berlangsung hingga zaman Pendudukan Jepang.
     Saat Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dalam tahun 1943, Ki Hajar ditunjuk untuk menjadi salah seorang pimpinan bersama Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur. Setelah kemerdekaan Indonesia berhasil direbut dari tangan penjajah dan stabilitas pemerintahan sudah terbentuk.
     Ki Hadjar Dewantara dipercaya oleh presiden Soekarno untuk menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Melalui jabatannya ini, Ki Hadjar Dewantara semakin leluasa untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pada tahun 1957, Ki Hadjar Dewantara mendapatkan gelar Doktor Honori Klausa dari Universitas Gajah Mada.
Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, tepatnya pada tanggal 28 April 1959 Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia di Yogyakarta dan dimakamkan di sana. Kini, nama Ki Hadjar Dewantara bukan saja diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan pendidikan (bapak Pendidikan Nasional) yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui surat keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959.
     Ajarannya yakni tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), ing ngarsa sungtulada (di depan memberi teladan) akan selalu menjadi dasar pendidikan di Indonesia. Untuk mengenang jasa-jasa Ki Hadjar Dewantara pihak penerus perguruan Taman Siswa mendirikan Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta, untuk melestarikan nilai-nilai semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara.
Dalam museum ini terdapat benda-benda atau karya-karya Ki Hadjar sebagai pendiri Taman Siswa dan kiprahnya dalam kehidupan berbangsa. Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah penting serta data surat-menyurat semasa hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik, budayawan dan sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional.

Selasa, 29 April 2014


          Salah satu pahlawan wanita di Indonesia adalah R.A Kartini yang lahir 21 April 1879 Jepara, Jawa Tengah. Dia adalah anak seorang bangsawan yang sangat pada adat istiadat. R.A Kartini mencapai pendidikan hingga sekolah dasar di karenakan tidak diperbolehkan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, setelah lulus dia akan dinikahkan dan tidak diperbolehkan keluar rumah.

          Saat menunggu waktu pernikahan, dia banyak melakukan kegiatan membaca, dari buku yang dibacanya dia terinspirasi oleh wanita eropa,maka timbullah keinginan untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya dirumah tetapi juga mempunyai ilmu.
            
           Kemudian , R.A Kartini mengumpulkan teman - teman wanita untuk diajarkan menulis dan membaca. Kegiatan membaca dan menulis surat pun masih dia lakukan dan salah satu surat yang dia buat adalah untuk Mr.J.H Abendanon, maksud dari surat tersebut untuk diberikan beasiswa untuk bersekolah dinegeri belanda. Beasiswa yang didapatnya tidak sempat dia dapatkan, karena R.A Kartini oleh orang tuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat.
             
            Setelah menikah R.A Kartini dan suaminya pergi ke daerah Rembang, R.A Kartini bermaksud untuk memajukan wanita Indonesia dan hal ini dimengertio oleh suaminya akan  keinginan kartini tersebut, maka R.A. Kartini diberi dukungan mendirikan sekolah wanita yang letaknya disebelah timur kantor kabupaten Rembang. Ketenarannya tidak membuat dia sombong, santun, menghormati keluarga, dan orang lain.

            R.A. Kartini mempunyai anak pertamanya yang diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir 13 September 1904, kemudian 17 September 1904 R.A. Kartini meninggal dunia yang berusia 25 tahun. Dimakamkan diDesa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Kamis, 06 Februari 2014

Mungkin anda ingin mengunjungi website dibawah ini

Kompas
YTD
Yahoo
http://alifmuhammad909.blogspot.com/
SMK NEGERI 1 KEDAWUNG
Cara sukses belajar
Toko bagus
Translate
Twetter
Facebook
X Pemasaran 2
Paskibra



*Merah putih dibumi merdeka*

       Pada tnggal 17 Agustus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Bendera pusaka sang merah putih pertama kali dikibarakan di jalan pegangsaan timur No.64 Jakarta. Bendera pusaka dijahit oleh Ibu Fatmawati dengan menggunakan tangan 300 rajutan terbuat dari kain sutra yang berasal dari Sulawesi selatan dengan ukuran 2:3 atau 75.5 x 119.7 m2.
1.   Penegak              : Latif Hendra Ningrat
2.   Pembawa            : Dewi Sri Murti
3.   Pembentang        : Aries Suhuh

*Panca Satya Paskibra*

  1. Takwa terhadap tuhan Yang Maha Esa.
  2. Menanamkan disiplin yang tinggi.
  3. Mematuhi peraturan dan tata tertib yang ada.
  4. Menanamkan kejujuran, sopan dan santun terhadap sesama.
  5. Cinta terhadap sesama

* Sumpah Brigade*

Kami sebagai paskibra ….
Dengan ini bersumpah :
   1. Menjalankan panca satya paskibra
   2. Mematuhi aturan dan tata tertib yang ada
   3. Menghormati dan menghargai instruktur atau
pinpinan dan orang yang
ada diatasnya
   4. Patuh dan taat pada perintah instruktur atau
pimpinan dan orang yang ada diatasnya
   5. Berlatih dengan penuh semangat, keseriusan
       serta disiplin yang tinggi




*Motto paskibra*

Ø Tidak takut salah
Ø Tidak takut kalah
Ø Tidak takut jatuh
Ø Tidak takut mati
Ø Takut mati jangan hidup
Ø Takut hidup sekalian mati


*Kepemimpinan*

Ø Kepemimpinan adalah suatu seni yang menggerakkan orang lain dalam rangka mencapai tujuan tertentu
Ø Pemimpin adalah seseorang yang mampu mengarahkan orang lain dengan suatu tujuan yang diharapkan



*Syarat menjadi pemimpin :

a.   Bertanggung jawab
b.  Jujur
c.   Bijaksana
d.  Wibawa
e.   Bersifat terbuka
f.    Kesatria
g.  Hemat
h.  Terampil dan cekatan
i.     Memberikan suritauladan
j.     Harus mempunyai sifat social
k.  Menunjukkan kesejahteraan


*Fungsi dan tujuan kepemimpinan*

1.  Memandu, menuntun, membimbing, dan membangun
2.  Memberikan motivasi-motivasi kerja\
3.  Mengemudikan organisasi
4.  Menjalin hubungsan komunikasi yang baik
5.  Memberikan pengawasan yang efesien






*Kelemahan seorang pemimpin*

1.  Harta
2.  Tahta
3.  Wanita





*Sifat pemimpin yang baik*

1.  Barani
2.  Inisiatif
3.  Tegas
4.  Bijaksana
5.  Optimis
6.  Dapat dipercaya
7.  Ulet
8.  Disiplin